JURNAL PTK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI DAKWAH KHUTBAH DAN TABLIG
KELAS XI KULINER 2 SMK NEGERI 1 PRACIMANTORO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Gunawan Widi Hartato, S.Pd.I
Senin, 4 Oktober 2021
ABSTRACT
The use of approaches and learning models which are unproductive and uninteresting have an impact on the low learning outcomes from the students of 11th grade SMK Negeri 1 Pracimantoro for the 2021/2022 academic year. There were 15 students who scored below the KKM (75). This study aims to improve student learning outcomes in the material of Da’wah Khutbah and Tabligh for the students of 11th grade SMK Negeri 1 Pracimantoro through the application of the Problem Based Learning (PBL) model.
This research is a Classroom Action Research (PTK) with the Kurt Lewin model which is carried out in three cycles because it had achieved the success indicators. The indicator of the success of this research is more than 80% of the learning outcomes of students who have met the Minimum Completeness Criteria (KKM). The subjects of this study were students of 11th Culinary 2 at SMK Negeri 1 Pracimantoro for the 2021/2022 academic year,with the total number of students is 35. Data collection techniques in this study were using learning achievement tests, and documentation.
The results of the study showed that through the application of the Problem Based Learning (PBL) model, it was possible to improve student learning outcomes on Da’wah Khutbah and Tabligh material. This result can be seen from: (1) There are several increase in class average and student learning completeness. The class average in cycle I was 78.85 and cycle II was 82.94. (2) While the completeness of student learning in cycle I was 77.14% and cycle II was 85.71%.
Keywords: Problem Based Learning (PBL), Learning Outcomes, Da’wah Khutbah and Tablig
PENDAHULUAN
Terwujudnya kondisi pembelajaran peserta didik aktif merupakan harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan para praktisi dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan proses mengajar yang mengedepankan keaktifan peserta didik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.
Peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands-on). Perbuatan nyata peserta didik dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berfikir peserta didik terhadap kegiatan belajarnya. (Suparno dkk 2001 : 17) Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan apabila interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik. Sebab, interaksi timbal balik antara guru dengan peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman Uzer, M dkk 2002 : 31)
Bedasarkan observasi awal yang telah dilakukan, bahwa ada beberapa masalah pembelajaran di sekolah yang antara lain :
- Model pembelajaran yang kurang bervariasi.
- Materi yang diajarkan guru masih sulit untuk dipahami oleh siswa.
- Suasana pembelajaran kurang menyenangkan sehingga kurang menarik antusias siswa untuk belajar.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan aktivitas peserta didik tersebut ialah kemampuan guru dalam merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar sehingga dengan rencana tersebut peserta didik dapat beraktivitas dalam proses belajar mengajar hingga dicapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam satu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat (Winna Sanjaya 2008 : 56-57).
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Pembelajaran Problem Based Learning dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Dakwah, Khutbah dan Tablig Kelas XI Kuliner 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro Tahun Pelajaran 2021/2022”.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Supardi mengemukakan tujuan penelitian tindakan kelas (Epon Ningrum 2014 : 35), diantaranya adalah:
- Memperhatikan dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pembelajaran
- Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.
- Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran.
- Meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang terdapat didalam kelas agar kualitas belajar peserta didik menjadi lebih baik. Kegiatan dilaksanakan pada satu kelas secara partisipatif dan kolaboratif, artinya peneliti dan guru pengampu akan terlibat langsung untuk berkolaborasi dalam melaksanakan penelitian. Peran peneliti adalah sebagai perancang dan pelaksana dalam proses pembelajaran, sedangkan guru dan peserta didik adalah sebagai kolaborator sekaligus observer pada saat pembelajaran berlangsung.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Kuliner 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 35 orang.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Pracimantoro yang berlokasi di Jalan Lintas Selatan, Lingkungan Sawahan, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pracimantoro. Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan, yaitu mulai 2 Agustus 2021 sampai dengan 2 September 2022 atau pada semester gasal tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus, pada siklus satu dilaksanakan satu kali pertemuan, siklus kedua dilaksanakan satu kali pertemuan, dan siklus 3 dilaksanakan satu kali pertemuan, akan tetapi apabila pelaksanaan satu siklus telah mencapai indikator keberhasilan, maka siklus kedua dan ketiga tidak dilaksanakan.
- Perencanaan
- Menyusun Modul Ajar (MA) dengan menggunakan model Problem Based Learning, Modul Ajar ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
- Menyusun LKPD, bahan ajar yang berupa modul, dan media yang berupa video.
- Menyusun pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas yang dilakukan peserta didik dan guru di kelas saat pembelajaran berlangsung.
- Menyusun soal tes siklus. Tes siklus ini digunakan untuk mengukur kemajuan peserta didik dalam belajar transformasi.
- Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaanya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti mengajar siswa dengan menggunakan Modul Ajar yang telah dibuat. Pembelajaran dilakukan sebanyak satu kali pertemuan, dengan waktu pertemuan 3 x 45 menit. Pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning secara luring tatap muka di ruang kelas. Adapun tahap pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
- Guru menayangkan video serta PPT mengenai Dakwah, Khutbah dan Tablig, siswa diminta untuk mengamati dan mencermati untuk mengidentifikasi permasalahan dan menuliskan hipotesisnya dalam bentuk pertanyaan.
- Guru membagikan LKPD, siswa diminta untuk mengerjakan di buku masing-masing dan berdiskusi. Siswa juga diberi kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk membuktikan hipotesisnya melalui buku peserta didik, buku aktivitas siswa, modul, atau internet.
- Guru membimbing siswa dalam pengerjaan LKPD dan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis berdasarkan informasi yang telah diperoleh.
- Salah satu siswa diminta untuk presentasi hasil diskusi dan pengerjaannya kemudian ditanggapi oleh temannya/kelompok lain.
- Guru beserta siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini.
- Guru memberikan penguatan dan konfirmasi terhadap temuan siswa dalam proses penyelesaian masalah.
- Guru memberikan tes evaluasi individual untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.
- Observasi
Pengamatan dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama pembelajaran. Dari pengamatan selama diskusi tampak setiap siswa berusaha menyelesaikan soal pada LKPD. Interaksi antar siswa juga terlihat dimana ada beberapa siswa yang sudah bisa menerangkan pada teman lain yang bertanya. Walaupun masih tampak juga beberapa siswa tidak berinteraksi dengan teman yang lain dalam menjawab soal pada LKPD. Evaluasi dilaksanakan di akhir siklus I. Soal yang disajikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 5 butir soal.
- Refleksi
Data yang diperoleh pada lembar observasi dan hasil tes evaluasi dianalisis kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi dengan melakukan self evaluation yang divalidasi oleh kepala sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Jika dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian, maka penelitian dihentikan. Tapi jika indikator keberhasilan belum tercapai, penelitian dilanjutkan ke siklus II.
Setelah data hasil belajar diperoleh, data tersebut di analisis. Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi dua syarat, 80% dari jumlah siswa yang mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat menguasai minimal 80% dari semua bahan yang diajarkan. Apabila sudah memenuhi persyaratan maka penelitian akan dihentikan dengan kesimpulan sesuai dengan hasil pada akhir siklus.
Berdasarkan jenis data penelitian di atas maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua metode, yaitu :
- Metode tes, yakni metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
Pengertian tes adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan reliabilitas. Adapun yang diukur dalam hasil belajar dalam penelitian ini yaitu mencakup ranah pengetahuan. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk pilihan ganda dan uraian.
- Metode observasi, yakni metode ini digunakan utuk mendapatkan data tentang situasi dan praktik metode pendekatan berbasis aktivitas. Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
Dalam penelitian ini, instrumen observasi yang digunakan ada, dua macam, yaitu lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk memperoleh data tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk memperoleh data siswa yang sedang melakukan bahkan yang telah direncanakan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu :
Instrumen Tes, yakni tes tertulis ini berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal (prestes) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa, karena butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir (postes) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah di ajarkan kepada para siswa dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal;
Instrumen Non Tes, yang menggunakan lembar observasi, yakni lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan berbasis aktivitas. Dan tidak kalah penting yaitu metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi dengan mengambil foto-foto pada saat pembelajaran berlangsung dan juga berupa nilai penilaian tengah semester (PTS) siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islamdan Budi Pekerti pada kelas XI Kuliner 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro tahun pelajaran 2021/2022.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untukmeningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dakwah, Khutbah dan Tablig dipandang sudah berhasil diterapkan di kelas XI SMK Negeri 1 Pracimantoro dengan 2 siklus tindakan. Secara garis besar, penelitian ini telah menjawab rumusan masalah yang sudah diungkapkan peneliti pada Bab I. Rumusan masalah pada Bab I yaitu Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pracimantoro Tahun Pelajaran 2021/2022 ?
Adapun jawaban untuk perumusan masalah di atas adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan dengan sintak mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan menghasilkan karya, analisis dan evaluasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dakwah, Khutbah dan Tablig kelas XI SMK Negeri 1 Pracimantoro Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini dilaksanakan pada tiga siklus, dengan uraian kegiatan pada siklus I sebagai berikut:
- Dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan terlebih dahulu siswa dibagi menjadi empat kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok tujuh siswa.
- Setelah guru memberikan penjelasan materi, guru menyajikan suatu masalah yang berkaitan dengan materi yakni tentang banyaknya masyarakat yang terjebak riba.
- Siswa diminta untuk mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompoknya.
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas
- Hasil presentasi ditanggapi oleh kelompok lain.
- Setelah presentasi selesai, guru memberikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan oleh siswa.
Deskripsi hasil pembelajaran pada siklus I menyatakan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam pembelajaran siklus I. Kelemahan yang ditemukan dari siswa dan guru,yaitu sebagai berikut:
- Siswa masih ada yang malu-malu dan enggan mengungkapkan pendapat dalam diskusi.
- Siswa masih sangat kurang dalam literasi, sehingga materi yang didiskusikan terasa masih dangkal, serta waktu diskusi tersita untuk mebaca materi.
- Ketika refleksi, siswa belum memberikan komentar atas pembelajaran yang telah mereka ikuti.
- Guru masih kurang dalam mempersiapkan peralatan sehingga menyita waktupembelajaran untuk mempersiapkan alat.
- Managemen waktu yang masih kurang baik, sehingga waktu yang tersedia terasakurang optimal untuk pembelajaran.
Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan pada siklus I. Pada siklus II ini guru masih menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Materi yang dipelajari pada siklus II adalah Syarat, Rukun dan Sunah Khutbah beserta Larangan berbicara ketika ada khotib berkhutbah yang merupakan kelanjutan dari materi pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada siklusII, dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran mengalami perbaikan, dibuktikan dengan peningkatan keaktifan siswa dan siswa telah lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya, mengungkapkan pertanyaan dan berupaya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Pemahaman siswa terhadap materi juga mengalami peningkatan, dibuktikan dengan hasil evaluasi/ penilaian pengetahuan siswa pada siklus II dibandingkan dengan hasil evaluasi pada siklus I, dimana rata-rata siswa pada siklus I adalah 78,85 sedangkan pada siklus II adalah 82,94 dan prosentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 77,14 % pada siklus I meningkat menjadi 85,71 % pada siklus II. Dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus tindakan dengan rincian sebagai berikut :
No | Data Hasil Tes Pengetahuan | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II |
1 | Rata-rata nilai | 72,42 | 78,85 | 82,94 |
2 | Jumlah Siswa Tuntas | 20 | 27 | 30 |
3 | Jumlah Siswa Tidak Tuntas | 15 | 8 | 5 |
4 | Prosentase Ketuntasan | 57,14% | 77,14% | 85,71% |
Berdasarkan analisis tindakan yang sudah dilakukan, dapat dikatakan guru sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Dakwah, Khutbah dan Tablig Kelas XI SMK Negeri 1 Pracimantoro.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan dapatditarik simpulan bahwa penelitian tindakan kelas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Dakwah, Khutbah dan Tablig Kelas XI Kuliner 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro terbukti dengan meningkatnya hasil belajar dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata nilai hasil belajar siswa antar siklus yaitu 78,85 pada siklus I dan 82,94 pada siklus II, serta peningkatan persentase ketuntasan siswa, yaitu 77,14 % pada siklus I dan 85,71 %pada siklus II.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas perlu diperhatikan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran selanjutnya. Penulis menyarankan sebagai berikut:
- Bagi Siswa
- Siswa harus menyadari bahwa membaca atau melakukan literasi sangat penting untuk membuka cakrawala ilmu yang kelak menjadi bekal untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan.
- Siswa harus memperluas wawasan tentang Dakwah, Khutbah dan Tablig agar mampu mengambil tindakan dan memutuskan suatu permasalahan dan mengambil sikap dengan benar, serta dapat melaksanakannya sesuai dengan syari’at yang dikehendaki Allah SWT.
- Bagi Guru
Para guru sebaiknya membuat perencanaan dan persiapan mengajar yang matang sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
- Para guru perlu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan tentang model dan metode pembelajaran agar mampu menyajikan materi dengan lebih menarik dan mampu menarik minat dan antusias siswa untuk belajar.
- Guru sebaiknya sering memberikan motivasi kepada siswa, misalnya dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang kemampuannya tinggi dan juga memberikan bimbingan kepada siswa yang kemampuannya rendah.
- Para guru harus tanggap adanya berbagai bentuk hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran dan mampu untuk mengatasinya.
- Guru harus membuat evaluasi dan sistem penilaian yang tepat untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan.
- Bagi Sekolah
- Membuat kebijakan untuk meningkatkan kompetensi guru, misalnya mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah seperti seminar pendidikan, diklat, dan sebagainya.
- Memotivasi guru untuk aktif melakukan inovasi dalam pembelajaran
- Bagi Peneliti Lain
- Peneliti yang lain hendaknya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran,misalnya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
- Peneliti yang lain hendaknya mampu mengembangkan strategi pembelajaran yangberbeda, dan dapat berkolaborasi dengan guru secara optimal.
- Peneliti lain diharapkan mampu menciptakan model dan media pembelajaran baru yang dapat menggali bakat, potensi, memacu keaktifan serta kreativitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid Dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Abuddin Nata. 2011. Perspektif Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 2007. Strategi Hasi Belajar Mengajar, Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Ahmadi Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Adi Mahastiya,
Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta : Rajawali Pers.
Aris, shoimin. 2014. 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Basuki dan Miftahul Ulum. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo : STAIN Po Press.
Darmadi. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Peserta didik. Yogyakarta: Depublish.
Djamarah. 2008 Guru dan Anak. Jakarta : Rhineka Cipta.
Edy Syahputra. 2020. Snowball Throwing Tingkatan Minat dan Hasil Belajar. Sukabumi: Haura Publishing.
Eka Sastrawati dkk. “Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa” Jurnal Tekno- Pedagogi Vol. 1 No. 2 September 2011 : 1-14, Jambi, h. 3.
Endang Sri Wahyuni. 2020. Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta : Deepublish.
Hendi Suhendi. 2014. Fiqih Muamalah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Masnur Muslich. 2019. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.
Mushaf Maqamat Al-Qur’an dan Terjemah. 2013. Jakarta : Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ).
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih. 2012. Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : Refika Aditama.
Ningrum, Epon. 2014. Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan Contoh. Yogyakarta: Ombak.
Oemar Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara .
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers .
Sutrisno. 2021. Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar TIK Materi Topologi Jaringan dengan Media Pembelajaran. Malang: Ahlimedia.
Syafaruddin. 2019. Guru, Mari Kita Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish.
Winna Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Wina Sanjaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : Kencana.https://www.infoduniapendidikan.com/model-pembelajaran-problem-based-learning/ diakses pada tanggal 8 Agustus 2021.