Rabu, November 13
Shadow

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA

Bahasa Jawa merupakan bagian terpenting dalam budaya Jawa. Bahasa Jawa dijadikan sebagai Bahasa pengantar dalam berkomunikasi sehari – hari. Bahasa dalam antropologi merupakan kajian linguistik, sehingga Bahasa Jawa dapat dikategorikan dalam etnolinguistik Jawa. Bahasa Jawa mempelajari nilai – nilai pendidikan karakter masyarakat Jawa, Dalam pendidikan formal  jenjang sekolah SMK bahasa Jawa dijadikan sebagai muatan lokal wajib Provinsi. Projek ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa Jawa menulis / membuat geguritan dan meningkatkan ketrampilan membuat media pembelajaran berupa scrapbook dengan metode diskusi, kegiatan ini adalah melatih dan membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini.

       PjBL merupakan model pembelajaran yang memberikan penekanan pada proses di mana peserta didik akan menjadi pemeran utama. Peserta didik akan berhadapan dengan berbagai masalah dan harus bisa menjadi seorang problem solver. Tujuannya peserta didik bisa berfikir dalam hal pruduk yang akan dimasukkan dalam penilaian pembelajaran. Di sini peserta didik dapat memberikan kontribusi secara aktif dalam proses pengerjaan project yang akan mereka kumpulkan. Produk, atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik guna perbaikan proyek berikutnya.

       Pada materi geguritan, sebagian besar peserta didik hanya dapat memahami secara definisi saja, sehingga konsep materi tersebut akan mudah hilang dari ingatan peserta didik. Melalui kegiatan proyek, dari mempersiapkan bahan dan alat yang memerlukan analisis masalah yang harus direncanakan, dikelola dan diselesaikan pada batas waktu yang telah ditentukan terlebihdahulu dan  merancang , melakukan pengamatan, menganalisa , dan membuat kesimpulan , serta mengkomunikasikan hasil karya melalui presentasi, maka peserta didik dapat mengkonstruksikan dan memadukan antara pengalaman, pengetahuan dan pengamatan secara langsung. Pada pembelajaran proyek setidaknya terdapat tiga hal yang harus dinilai guru, penilaian kognitif, proyek, dan produk. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: pertama keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan, kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik, Orisinalitas atau keaslian sebuah projek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

       Berdasarkan pengamatan kegiatan proyek, peserta didik telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam menyelesaikannya. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor dengan rata-rata baik. Secara umum masing-masing kelompok telah mampu membuat rancangan proyek atas inisiatif mereka yang didukung dengan kemampuan menggunakan TIK yang cukup baik, menyiapkan alat/ bahan, menggunakan alat/ bahan, melakukan diskusi, menghasilkan karya dan presentasikan hasil karya.

       Pada model PjBL ini peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi model PjBL ini juga dapat menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di masyarakat. Beberapa keterampilan yang dapat tumbuh dari model PjBL ini diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan serta pemikiran kritis.

Artikel oleh Sulastri S.Pd.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *