Sularto
SMK Negeri 1 Pracimantoro
sularto2012@gmail.com
ABSTRAK
Peserta didik kelas XII SMK Negeri 1 Pracimantoro pada umumnya memiliki motivasi dan kemampuan membaca bahasa Inggris yang masih rendah, maka diperlukan model pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran membaca bahasa Inggris. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Inggris, dan meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro. PTK ini dilaksanakan dua siklus. Terjadi perubahan peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata nilai hasil belajar 68,12 menjadi 83,64 sehingga ada peningkatan hasil belajar sebesar 22,78%. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik 74,69% menjadi 82,41%.
Kata Kunci: Cooperative Integrated Reading and Composition, kemampuan, peningkatan, membaca
PENDAHULUAN
Kenyataan peserta didik di kelas XII SMK Negeri 1 Pracimantoro pada umumnya motivasi dalam pembelajaran bahasa Inggris masih rendah. Selain motivasi rendah, kemampuan membaca dalam bahasa Inggris dapat dilihat dari nilai membaca peserta didik mencapai rerata 70,95 dan sebanyak 80,92% peserta didik belum mencapai KKM. Idealnya peserta didik mendapat 70 atau >70 mencapai 100%. Lebih memprihatinkan pada kelas XII PH 2 yaitu nilai rata-rata penilaian reading adalah 66,12 dan ketuntasan klasikal 15,15. Hasil penilaian tersebut disebabkan oleh kenyataan sehari-hari yang menunjukkan bahwa peserta didik enggan, malas, kurang bersemangat, tidak antusias, tidak terbiasa berlatih sehingga jarang membaca teks bahasa Inggris. Padahal penguasaan seseorang terhadap pengucapan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi amat penting.
Belum tercapainya tujuan pembelajaran bukan hanya disebabkan oleh faktor peserta didik, melainkan juga dari faktor guru sendiri. Karena kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di kelas keterampilan membaca belum menjadi fokus. Apalagi adanya kenyataan bahwa keterampilan membaca tidak diujikan secara lisan atau praktik dalam penilaian akhir semester maupun ujian sekolah. Sehingga banyak guru yang memberikan porsi sangat sedikit untuk praktik membaca secara lisan, akibatnya kemampuan membaca peserta didik sangat minim baik kelancaran, pengucapan maupun intonasi. Pembelajaran bahasa Inggris banyak difokuskan pada soal teori, baik penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, ujian sekolah sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam menggunakan bahasa lisan dan guru pun kurang memperhatikan model pembelajaran yang bervariasi. Sehubungan hal tersebut, Joyce et al. (2011:7) menyatakan bahwa guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswanya dalam tugas-tugas yang sarat muatan kognitif, social dan mengajari mereka bagaimana mengerjakan tugas-tugas tersebut secara produktif.
Berdasarkan deskripsi tersebut maka diperlukan model pembelajaran yang inovatif yang dirancang guru sesuai formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran membaca. Guru menyusun dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik tertarik dan bersemangat dalam belajar bahasa Inggris khususnya membaca. Salah satunya adalah metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yang diyakini dapat menjadi solusi masalah diatas. Metode pembelajaran CIRC merupakan pembelajaran terpadu yang diperuntukkan pada mata pelajaran yang menggunakan bahasa dalam rangka membaca dan menemukan pokok pikiran atau tema sebuah wacana. Fokus utama dari kegiatan pembelajaran ini adalah para peserta didik bekerja di dalam tim dari kegiatan ini, dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan dan ejaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Inggris peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023? 2) bagaimanakah metode CIRC dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023?
Tujuan Penelitian adalah untuk: 1) mendeskripsikan bagaimanakah metode CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa Inggris peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023. 2) mendeskripsikan bagaimanakah metode CIRC dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023.
Penelitian ini bermanfaat bagi guru 1) menjadi panduan dalam mengembangkan metode CIRC, 2) memiliki pengalaman mengelola model pembelajaran yang beragam. Bagi peserta didik dapat: 1) memiliki bekal pengalaman pembelajaran yang bermakna 2) memahami secara benar materi yang dipelajari 3) meningkatkan motivasi belajar terhadap pembelajaran bahasa Inggris. Bagi sekolah: 1) bermanfaat untuk mengembangkan kurikulum, 2) meningkatkan prestasi sekolah.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Peningkatan Kemampuan
Soehardi (2003:24) menyatakan bahwa kemampuan ialah bakat yang melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental yang ia peroleh sejak lahir, belajar dan dari pengalaman. Kemampuan seseorang akan turut serta menentukan perilaku dan hasilnya. Faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kemampuan peserta didik menurut Syah (2004:144) adalah pertama, faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Kedua, faktor eksternal yaitu sarana pendukung pembelajaran baik media atau alat peraga dan lainnya. Ketiga faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran bahasa harus lebih menekankan kemampuan menggunakan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, dan penyampaian informasi. Karena fungsi bahasa yang utama adalah alat berkomunikasi. Pembelajaran bahasa diarahkan peserta didik terampil berkomunikasi (Rosdiana, 2007:59).
Sardiman (2007:40) mengemukakan bahwa seorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Jadi pendidikan dan pengajaran akan sangat kesulitan untuk mencapai tujuannya dengan maksimal tanpa adanya motivasi atau dorongan pada masing-masing individu yang memiliki hubungan dengan kegiatan pendidikan
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan motivasi yang tinggi maka penguasaan bahasa akan baik, komunikasi juga akan berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa yang kurang menyebabkan terganggunya proses komunikasi.
Pengertian Membaca
Harjasujana (2003:4) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengiden-tifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks. Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa. Dengan kata lain, membaca berarti menggunakan struktur dalam untuk menginterpretasikan struktur luar yang terdiri dari kata-kata dalam sebuah teks.
Melalui membaca seseorang dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui. Membaca sudah diajarkan sejak usia dini. Menurut Rahim (2008:2) Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sedangkan menurut Tarigan (2015:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk memberikan lambang-lambang huruf agar dapat dipahami dan menjadi bermakna bagi pembaca.
Hakekat Membaca
Menurut Smith dalam Ginting (2005:4) pada hakikatnya membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan, walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf, bahwa membaca merupakan suatu proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis. Menurutnya membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta di pergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan pada lambang-lambang tertulis. Dalam membaca ada dua aktivitas yang di lakukan yaitu: membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada kegiatan fisik dan mental.
Menurut Abdurrahman (2010:200) membaca merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman pengelihatan. Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Dari definisi tersebut dapat diartikan membaca merupakan aktivitas yang memerlukan berbagai kesiapan aspek dalam pengaplikasiannya seperti membutuhkan kesiapan aktivitas fisik dan mental.
Menurut Brown (2001:113) tujuan membaca adalah agar para peserta didik dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat, memberi dan menjawab pertanyaan, menemukan cara untuk menyampaikan maksud, mengumpulkan informasi dari yang lain, dan masih banyak lagi. Banyak pembicaraan melibatkan interaksi dengan satu atau lebih pelaku. Membaca yang efektif juga meliputi pendengaran yang baik, sebuah pemahaman tentang bagaimana perasaan pihak lain, dan sebuah pengetahuan tentang bagaimana aturan untuk mengambil giliran atau membiarkan pihak lain untuk membaca juga.
Pendapat-pendapat di atas mengandung arti bahwa membaca merupakan kemampuan seseorang untuk menemukan dan memusatkan perhatian pada pemahaman isi atau pesan seefisien mungkin, baik yang tersurat maupun tersirat dalam suatu bacaan.
Metode Pembelajaran CIRC
Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis, dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa. Fokus utama kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2010:203).
Steven dan Slavin dalam Huda (2013:222) mengatakan bahwa langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan model pembelajaran CIRC adalah sebagai berikut: 1) Guru membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 peserta didik. 2) Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran. 3) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas. 4) Peserta didik mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompok. 5) Guru memberikan penguatan (reinforcement). 6) Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.
Kerangka Berpikir penelitian ini adalah Pada kondisi awal guru kurang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran membaca dan peserta didik kurang tertarik dan merasa cepat bosan pada materi yang disajikan karena pemilihan metode pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif. Setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran CIRC peserta didik menjadi aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pada kondisi akhir setelah metode pembelajaran baru dilaksanakan prestasi dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran membaca dan memahami bacaan meningkat.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan model CIRC dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu motivasi belajar peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro juga meningkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2022/2023, masing-masing siklus dilakukan kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 Sepetmber 2022 dan pertemuan kedua hari Selasa tanggal 20 September 2022. Sedangkan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 26 September 2022 dan pertemuan kedua hari Selasa tanggal 27 September 2022.
Subjek penelitian ini adalah pengetahuan dan keterampilan membaca dan motivasi belajar peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah peserta didik 33, jenis kelamin laki-laki 17 peserta didik dan perempuan 16 peserta didik.
Sumber data dalam penelitian ini adalah 1) peserta didik, 2) guru pengampu, 3) teman sejawat. Data yang diperoleh berupa 1) daftar nilai, 2) catatan harian, 3) hasil pengamatan/observasi dan saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah tindakan penelitian, dan 4) dokumentasi selama tindakan diberikan.
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data berbentuk tes dan non tes, tes digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan membaca peserta didik. Teknik non tes berupa observasi dengan lembar observasi dan catatan harian digunakan untuk menilai aktifitas belajar dan perubahan tinkah laku peserta didik selama kegiatan dilakukan.
Alat pengumpulan data menggunakan pedoman penilaian membaca, butir soal tes, catatan harian, lembar pengamatan/observasi dan pedoman wawancara.
Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, pengecekan dengan teman sejawat, analisis terhadap kasus-kasus negatif, dan penggunaan referensi yang akurat. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif dengan metode pemaparan secara deskriptip komparatif, yakni mendeksripsikan semua temuan dalam penelitian disertai dengan data-data kuantitatif yang dianalisis secara sederhana (persentase).
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata penilaian harian materi membaca sekurang kurangnya 70. 2) Sekurang-kurangnya 80% peserta didik kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro mendapat nilai penilaian materi membaca lebih dari 70. 3) Sekurang-kurangnya 80% peserta didik menyukai pelajaran membaca dalam bahasa Inggris.
Prosedur Penelitian siklus I pembelajaran kegiatan awal (Fase Orientasi) 1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, 2) Melakukan apersepsi yaitu memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. 4) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas. 5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP. Kegiatan Inti (Fase Organisasi) yaitu 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang yang secara heterogen sehingga terdapat 7 kelompok, karena jumah peserta didik 33 maka 5 kelompok terdiri dari 5 peserta didik dan 2 kelompok terdiri dari 4 peserta didik (kelompok besar). 2) Menyampaikan garis-garis besar materi pembelajaran yang ingin dicapai. 3) Menjelaskan mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian Fase Pengenalan Konsep meliputi: 1) Memberikan penjelasan metode CIRC dan beberapa hal yang harus dilaksanakan peserta didik, 2) Membagikan bahan bacaan news item yang akan dibahas kepada peserta didik. 3) Mengenalkan suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. 4) Setiap kelompok diberi lembar kertas/kerja, disediakan waktu untuk mendiskusikan prosesnya, mempersiapkan hasilnya. Fase Eksplorasi dan Aplikasi meliputi: 1) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas. 2) Memberikan peluang pada peserta didik untuk mengungkap pengetahuan awal, mengembangkan pengetahuan baru dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru. Fase Publikasi yaitu mengkomunikasikan/membacakan hasil kelompok dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian. Dalam hal ini, peserta didik harus siap memberi dan menerima kritik atau saran untuk saling memperkuat argument. Terakhir Penutup (Fase Penguatan dan Refleksi) yaitu: 1) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran dan memberi penguatan. 2) Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Merencanakan pembelajaran pertemuan berikutnya. 5) Mengadakan evaluasi dan menutup pelajaran
Perbaikan siklus II terletak pada pembentukan kelompok yang anggotanya 4-5 orang yang secara heterogen sehingga terdapat 8 kelompok, karena jumahnya peserta didik 33 maka 7 kelompok terdiri dari 4 peserta didik dan 1 kelompok terdiri dari 5 peserta didik (kelompok kecil).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskripsi Kondisi Awal
Menurut pengamatan guru, peserta didik SMK Negeri 1 Pracimantoro, kurang berani dalam menggunakan bahasa Inggris secara lisan baik selama pembelajaran bahasa Inggris maupun kehidupan sehari-hari. Kondisi tersebut mengakibatkan pembelajaran membaca menjadi kurang dinamis karena peserta didik bersikap pasif. Hal lain yang ditemukan dalam kondisi awal yaitu guru kurang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih menyenangi pembelajaran membaca. Selain itu metode yang digunakan guru kurang variatif, sehingga membosankan peserta didik. Pembelajaran membaca masih belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih metode, teknik maupun model pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada nilai yang diperoleh kelas XII banyak peserta didik belum mencapai KKM dalam mempelajari materi tersebut. Hal ini diindikasikan pada capaian nilai hasil belajar di bawah KKM sebesar 70. Nilai hasil belajar kelas XII dari 131 peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 Perolehan Nilai Peserta didik Pra Siklus
No
|
Skor
|
Kriteria
|
Pra siklus (Klas XII 4 rombel) |
Pra Siklus Klas XII PH 2 |
||
Frek |
(%) |
Frek |
(%) |
|||
1 |
86-100 |
Sangat Baik |
15 |
11,45% |
3 |
9,09% |
2 |
76-85 |
Baik |
22 |
16,79% |
2 |
6,06% |
3 |
70-75 |
Cukup |
38 |
29,01% |
10 |
30,30% |
4 |
= 69 |
Kurang |
56 |
42,75% |
18 |
54,55% |
Jumlah |
131 |
100% |
33 |
100% |
Berdasarkan tabel 1 maka setelah membandingkan nilai hasil belajar diantara 4 (empat) rombel kelas XII maka hal yang memprihatinkan terjadi pada kelas XII PH 2 yang capaian nilai hasil belajar masih rendah. Pserta didik yang mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik 3 orang atau 9,09% dengan skor nilai 96 (tertinggi), peserta didik yang memperoleh nilai kategori baik hanya 2 orang atau 6,06%, peserta didik yang memperoleh nilai kategori cukup sebanyak 10 orang atau 30,30% sedang peserta didik yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 18 orang atau 54,55% dengan rata-rata kelas 68,12 dan masih dibawah peserta didik kelas yang lain tetapi masih ada anak yang nilainya bagus.
Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Proses Pembelajaran dengan metode CIRC
Pada tahap perencanaan siklus I berkoordinasi dengan kolaborator yaitu ibu Yunita, S.Pd. membahas perencanaan pelaksanaan tindakan atau scenario pembelajaran diantaranya: melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui materi yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran, menyusun RPP, membuat lembar kerja peserta didik, menyiapkan instrumen observasi, pedoman wawancara, dan lembar penilaian dan sebagainya.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dimulai dengan siklus I pada minggu ketiga bulan September 2022 yaitu pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 19 Sepetmber 2022 dan pertemuan kedua hari Selasa tanggal 20 September 2022. Aktifitas proses kegiatan pembelajaran siklus I dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 1. Pembentukan Kelompok dan pemberian bahan diskusi
Gambar 2. Peserta didik Semangat berdiskusi kelompok
Gambar 3. Kerja kelompok dan aktif bertanya
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dari awal sampai akhir dilakukan sesuai prosedur yang telah dijelaskan dalam Bab III. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus I.
Peningkatan kemampuan membaca
Hasil pembelajaran membaca baik pengetahuan maupun keterampilan dengan metode CIRC dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Perolehan Nilai Siklus I
No
|
Skor
|
Kriteria
|
Pemahaman Bacaan Siklus I |
Keterampilan Membaca Siklus I |
||||
Frek
|
Jml Skor |
% |
Frek
|
Jml Skor |
% |
|||
1 |
86-100 |
Sangat Baik |
1 |
200 |
3,03 % |
7 |
640 |
21,21% |
2 |
76-85 |
Baik |
16 |
1.280 |
48,48% |
18 |
1.440 |
54,55% |
3 |
70-75 |
Cukup |
0 |
0 |
0 |
3 |
216 |
9,09% |
4 |
= 69 |
Kurang |
26 |
960 |
48,48% |
5 |
320 |
15,15% |
Jumlah |
33 |
2.340 |
100% |
33 |
2.616 |
100% |
Berdasarkan tabel 2 diatas pada siklus I nilai pengetahuan pemahaman bacaan Siklus I dari jumlah 33 orang ada 1 orang yang termasuk kategori sangat baik ( 3,03%), yaitu mereka yang mencapai nilai 86-100. Ada 16 orang yang termasuk kategori baik (48,48%) yaitu mereka yang mencapai nilai 76-85. Nilai 70-75 tidak ada peserta didik yang nilai cukup (0,00%) dan ada 16 orang yang mempunyai nilai kategori kurang (48,48%). Dengan jumlah nilai 2340 dengan nilai rata-rata 70,91. Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran tergolong belum cukup baik. Sementara nilai keterampilan membaca pada siklus I dari jumlah 33 orang, ada 7 orang (21,21%) yang mempunyai nilai sangat baik yaitu yang mencapai nilai 86-100. Kemudian ada 18 orang yang termasuk kategori baik (54,55%), yaitu mereka yang mencapai nilai 76 – 85. Nilai antara 70-75 didapat oleh 3 orang (9,09%) kategori cukup. Dan masih ada 5 orang yang mendapat nilai kurang (15,15%). Jadi 5 orang (15,15%) belum memenuhi KKM dan terdapat 28 orang (84,84%) telah memenuhi KKM, dengan nilai rata-rata 79,27. Pada siklus I nilai terendah 64, nilai tertinggi 96, nilai rata-rata 79,27 ketuntasan klasikal 54,55. Ini masih rendah dan perlu pemecahan lebih lanjut. Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran tergolong cukup. Skor perolehan rata-rata mencapai 79,27 (79,27 %).
Pengamatan Kegiatan Pembelajaran dengan Metode CIRC siklus I
Hasil pengamatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan metode CIRC dalam siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Peserta didik dalam PBM Siklus I
No |
Aspek Pengamatan |
Kriteria dan Jml Peserta didik |
Jml |
|||
SB |
B |
C |
K |
|||
1 |
Minat |
8 |
23 |
2 |
0 |
33 |
2 |
Perhatian |
6 |
23 |
4 |
0 |
33 |
3 |
Partisipasi/kerjasama |
6 |
18 |
8 |
1 |
33 |
4 |
Presentasi |
5 |
18 |
10 |
0 |
33 |
|
Rata-rata % |
18,94% |
62,12% |
18,18% |
0,76% |
100 |
Kriteria Pengamatan: SB = Sangat Baik B=Baik C= Cukup K= Kurang
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori sangat baik sebesar 18,94%, baik 62,12%, cukup 18,18% dan kurang 0,76%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah baik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Refleksi Siklus I
Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarahkan kepada metode CIRC. Pada pertemuan 1 siklus I guru sudah sangat bagus pada penjelasan materi, teknik pembagian kelompok dan menutup pelajaran, dan masih mendapat skor cukup dalam memberikan penghargaan pada individu dan kelompok. Pada pertemuan 2 siklus I guru sudah bagus pada penjelasan materi, teknik pembagian kelompok, menyimpulkan materi dan menutup pelajaran, dan tidak ada kegiatan yang mendapat skor cukup. 2) Sebagian peserta didik belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan metod CIRC. Namun mereka merasa senang dan antusias belajar. 3) Masih ada kelompok yang belum biasa menyelesaikan tugas dengan waktu yang ditentukan, hal ini karena anggota kelompok tersebut kurang serius dalam belajar. 4) Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan kegiatan dengan baik.
Deskripsi Pembelajaran Siklus II
Proses Pembelajaran dengan metode CIRC
Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, peneliti menyusun RPP materi News Item. Setelah RPP tersusun, maka kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan pelaksanaan pembelajaran siklus II. Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama hari Senin tanggal 26 September 2022 dan pertemuan kedua hari Selasa tanggal 27 September 2022. Di siklus II ada jeda waktu dengan siklus I untuk mempersiapkan perangkat atau instrumen perbaikan dari siklus sebelumnya berdasarkan hasil refleksi siklus I. Aktifitas proses kegiatan pembelajaran siklus II dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 4. Pengamatan kegiatan memberi tanggapan
Gambar 5. Bimbingan Kelompok kecil dan presentasi hasil kelompok
Gambar 6. Bimbingan Kelompok kecil menyampaikan pendapat
Pelaksanaan pembelajaran siklus II dari awal sampai akhir dilakukan sesuai prosedur yang telah dijelaskan dalam Bab III. Pada akhir pertemuan kedua dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus II.
Tabel 4. Perolehan Nilai Siklus II
No
|
Skor
|
Kreteria
|
Pemahaman Bacaan Siklus II |
Keterampilan Membaca Siklus II |
||||
Frek
|
Jml Skor |
% |
Frek
|
Jml Skor |
% |
|||
1 |
86-100 |
Sangat Baik |
8 |
800 |
24.24% |
13 |
1.216 |
39,39% |
2 |
76-85 |
Baik |
19 |
1.520 |
57.58% |
15 |
1.200 |
45,45% |
3 |
70-75 |
Cukup |
0 |
0 |
0.00% |
3 |
216 |
9,09% |
4 |
= 69 |
Kurang |
6 |
360 |
18.18% |
2 |
128 |
8,33% |
Jumlah |
33 |
2.680 |
100% |
33 |
2.760 |
100% |
Berdasarkan tabel 4 nilai pengetahuan siklus II yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan model pembelajaran kooperatif CIRC maka dapat di deskripsikan bahwa ada 8 orang yang termasuk kategori sangat baik atau 24,24%, yaitu mereka yang mencapai nilai 86-100. Ada 19 orang yang termasuk kategori baik atau 57,58% yaitu mereka yang mencapai nilai 76-85. Tidak peserta didik yang memiliki nilai pada skor 70-75 atau 0,00% yaitu mereka dengan kategori nilai cukup, dan masih ada 6 peserta didik atau 18,18% yang mendapatkan nilai kurang.
Sedangkan pada nilai keterampilan ada 13 orang yang termasuk kategori sangat baik atau 39,39%, yaitu mereka yang mencapai nilai 86-100. Ada 15 orang yang termasuk kategori baik atau 45,45% yaitu mereka yang mencapai nilai 76-85. Nilai 70-75 ada 3 orang yang mendapat nilai cukup atau 9,09% dan ada 2 orang yang mempunyai nilai kategori kurang atau 8,33%. Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran tergolong baik. Perbandingan nilai siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata telah mengalami peningkatan dari 79,27 menjadi 83,64 atau meningkat 5,50%. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 54,55 menjadi 93,94 atau meningkat 39,39%.
Perubahan Perilaku Belajar Peserta Didik
Hasil pengamatan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan metode CIRC dalam siklus II dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 5 Hasil Pengamatan Peserta didik dalam PBM Siklus II
No |
Aspek Pengamatan |
Kriteria dan Jml Peserta didik |
Jml |
|||
SB |
B |
C |
K |
|||
1 |
Minat |
12 |
21 |
0 |
0 |
33 |
2 |
Perhatian |
12 |
20 |
1 |
0 |
33 |
3 |
Partisipasi/kerjasama |
11 |
19 |
3 |
0 |
33 |
4 |
Presentasi |
9 |
23 |
1 |
0 |
33 |
|
Rata-rata % |
33,33 |
62,88 |
3,79 |
0 |
100 |
Kriteria Pengamatan: SB = Sangat Baik B=Baik C= Cukup K= Kurang
Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori sangat baik sebesar 33,33%, baik 62,88%, cukup 3,79% dan kurang 0,00%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah baik dalam mengikuti proses pembelajaran. Rata-rata skor aktifitas peserta didik adalah 82,41%, sehingga sudah mencapai indikator kinerja.
Refleksi Siklus II
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kegaduhan kelas yang tidak berhubungan dengan diskusi tidak ada, sebagian besar peserta didik bila diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil pelaksanaan latihan berlomba-lomba mengacungkan jari, peserta didik antusias tampil, berani mengajukan usul, pertanyaan dan saran atau pendapat. Namun demikian masih ada kekurangan yaitu aktivitas peserta didik belum merata, kerjasama kelompok sebagian ada yang belum kompak, dan masih ada peserta didik yang pasif.
Pembahasan Hasil Penelitian
Peningkatan Hasil Pembelajaran dengan metode CIRC
Pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC di kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro, dengan materi membaca news item menunjukkan bahwa keterampilan membaca peserta didik dalam menggunakan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rosdiana (2007:59) bahwa pembelajaran bahasa harus lebih menekankan kemampuan menggunakan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, dan penyampaian informasi. Karena fungsi bahasa yang utama adalah alat berkomunikasi. Pembelajaran bahasa diarahkan peserta didik terampil berkomunikasi.
Pembelajaran dengan metode CIRC ternyata dapat meningkatkan hasil belajar bahwa peserta didik terbukti dari jumlah 33 peserta didik kelas XII PH 2 ada 13 orang yang termasuk kategori sangat baik atau 39,39%, yaitu mereka yang mencapai nilai 86-100. Ada 15 peserta didik yang termasuk kategori baik atau 45,45% yaitu mereka yang mencapai nilai 76-85. Nilai 70-75 pada siklus II ini ada 3 orang yang nilai cukup atau 9,09% dan ada 2 peserta didik yang mempunyai nilai kategori kurang atau 8,33%. Penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran tergolong baik. Perbandingan nilai siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata telah mengalami peningkatan dari 79,27 menjadi 83,64 atau meningkat 5,50%. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 54,55 menjadi 93,94 atau meningkat 39,39%.
Peningkatan kemampuan itu membutuhkan poses karena membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Harjasujana (2003:4) yang mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks. Membaca diawali dari struktur luar bahasa yang terlihat oleh kemampuan visual untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam struktur dalam bahasa.
Dengan demikian hipotesis yang pertama diterima, yakni pembelajaran dengan metode CIRC terbukti efektif meningkatkan keterampilan membaca kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023.
Perubahan Perilaku Peserta Didik dengan Metode CIRC
Pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC di kelas XII PH 2 materi membaca news item menunjukkan aktifitas belajar dan motivasi peserta didik meningkat. Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dari jumlah 33 peserta didik dalam aktifitas pada siklus II dalam hal minat, perhatian, partisipasi dan kerjasama serta dalam melaksanakan presentasi termasuk kategori kurang adalah 0%, kategori cukup sebesar 3,79%, kategori baik sebesar 62,88%, kategori sangat baik sebesar 33,33%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian peserta didik bersikap bagus, bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik sudah aktif dan berusaha semaksimal mungkin dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga peserta didik yang serius yaitu terbukti adanya peserta didik yang bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran, sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini berarti respon peserta didik terhadap materi news item sudah sesuai harapan. Aktifitas peserta didik pada siklus I dan siklus II ada peningkatan prosentase rata-rata yaitu 74,69 meningkat menjadi 82,41, sehingga ada peningkatan 10,34%. Peningkatan motivasi belajar akan menentukan hasil belajar, ini sejalan dengan Sardiman (2007:40) bahwa eseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Jadi pendidikan dan pengajaran akan sangat kesulitan untuk mencapai tujuannya dengan maksimal tanpa adanya motivasi atau dorongan pada masing-masing individu yang memiliki hubungan dengan kegiatan pendidikan.
Dengan demikian hipotesis yang kedua diterima, yakni pembelajaran dengan metode CIRC terbukti efektif meningkatkan motivasi belajar kelas XII PH 2 SMK Negeri 1 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/2023.
PENUTUP
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini: 1) proses pembelajaran dengan metode CIRC dapat meningkatkan keterampilan membaca yaitu rata-rata penilaian harian keterampilan pra siklus adalah 68,12 sedangkan rata-rata hasil penilaian siklus I 79,27 dan menjadi 83,64 pada siklus II. Peningkatan dari pra siklus ke siklus II sebesar 22,78%. Sedangkan nilai pengetahuan pemahaman bacaan rata-rata siklus I adalah 70,91 pada siklus II menjadi 81,21 sehingga ada peningkatan 14,53%, 2) Memperbaiki dan meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran peserta didik ini dapat dilihat hasil pengamatan bahwa aktivitas peserta didik pada siklus I rata-rata 74,69% menjadi 82,41% pada siklus II. Aktivitas peserta didik dalam kelompok mencapai optimal pada akhir siklus II, yaitu peningkatan aktivitas peserta didik mencapai 10,34%.
Saran
Pembelajaran kooperatif CIRC dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Dalam kegiatan belajar mengajar pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. 2) Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran bahasa Inggris maupun pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar .Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. (second Edition) White Plains: Longmans.
Ginting. (2005). Membangun Pemahaman Membaca dari teks yang tertulis. Medan: USU Press Medan
Harjasujana, A. S. (2003). Membaca Dalam Teori Dan Praktik. Bandung: Mutiara.
Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, Bruce. Marsha Weil, dan Emily Calhoun. (2011). Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Rosdiana, Yusi. (2007). Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Soehardi, (2003). Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Sarjana Wiyata Taman Siswa
Slavin, Robert E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan, H. G. (2015). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.